Ticker

6/recent/ticker-posts

Tips Cara Menulis Proposal Karya Tulis Ilmiah (4) - Menyusun Naskah Proposal

Selamat Pagi, kali ini saya akan melanjutkan tulisan saya mengenai tips cara menulis proposal karya tulis ilmiah. Dipostingan saya sebelumnya sudah sempat kita bahas apa saja yang perlu dilakukan sebelum kita menyusun proposal KTI. Bagi yang belum baca silahkan baca dulu dilink berikut ini


Sebelum melanjutkan ke tips keempat, ada baiknya anda sudah punya tema penelitian, serta telah melakukan studi literatur dan mencari ketersediaan alat sebagai bahan menulis naskah proposal.
Tips keempat yang akan saya bagikan ini merupakan tips yang akan sangat membantu para penulis proposal KTI yang benar-benar belum pernah menulis karya ilmiah sebelumnya.

Tips keempat ini ada beberapa point yaitu :

   
1. Punya Template proposal/naskah KTI
Point pertama adalah kalian harus punya template penulisan proposal / naskah KTI resmi dari kampus kalian. Kelayakan penulisan proposal ilmiah tidak hanya dilihat dari isinya atau tema penalitian yang bagus tetapi format penulisan dari proposal /naskah tersebut juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Tidak jarang para dosen tidak bersedia membaca atau merevisi proposal / naskah KTI kita karena formatnya sudah salah. Saat ini saya rasa sebagian besar kampus sudah memiliki pedoman penulisan proposal atau KTI yang diterbitkan resmi bahkan ada beberapa kampus yang sudah membuat template nya jadi kita tinggal ketik naskah kita tanpa harus repot mengatur Font, Margin, Spasi, Ukuran kertas dsb. Namun tidak jarang juga kampus hanya memberikan patokan tertulis tanpa menyediakan template, untuk itu kita harus membuat sendiri template yang sesuai dengan pedoman. Kalau saya cara paling gampang bikin template adalah dengan meminta file dari kakak angkatan sebelumnya. ya memang butuh sedikit pedekate lah biar dikasih.. hehehe. Nah mungkin ada beberapa hal yang klasik yang merepotkan ketika menulis naskah diantaranya aturan tentang penomoran atau sitasi naskah, menulis daftar isi, daftar pustaka dll. Tapi gak usah khawatir, hal-hal seperti itu sebenernya sudah ada solusi dengan cara cepatnya. Lain kali akan coba saya bahas satu-satu. Intinya di poin pertama ini format penulisan harus ada.

2. Prioritas dalam menulis
Kita tahu bahwa proposal/karya tulis ilmiah terdiri dari beberapa bab. Kalau proposal biasanya hanya 3 atau 4 bab, mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan rencana pelaksanaan. Sedangkan kalau naskah akhir biasanya ditambahkan bab 4 hasil penelitian, bab 5 pembahasan dan bab 6 kesimpulan dan saran serta pastinya ada daftar pustaka. Dalam mennulis proposal KTI sebaiknya kita menentukan prioritas bab mana dulu yang akan kita kerjakan. Penentuan prioritas ini sangat tergantung dengan kebutuhan proposal kita, terutama dengan dosen pembimbing KTI. Sebagian besar dosen pembimbing yang saya ketahui lebih mengutamakan penyusunan BAB 1 pendahuluan karena memang bab ini yang nanti mendasari penelitian kita. Namun, ada juga dosen yang lebih menekankan pada penulisan tinjauan pustaka terlebih dahulu untuk menguatkan pemahaman mahasiswa tentang penelitan yang akan dikerjakan. Sekali lagi itu sangat subjektif dan tidak jadi masalah kita mau mengerjakan yang mana dulu. Jadi mulai dari mana sebaiknya? kalau saya pribadi memilih menulis pendahuluan tapi dibarengi dengan membuat kompilasi berupa tabel dari literatur yang ada yang berisi hal penting yang bisa kita jadikan bahan tulisan di bab pendahuluan. 

3. Trik menulis BAB 1. Pendahuluan
Nah, kalau saya memang lebih memilih menulis bab 1 terlebih dahulu karena menurut saya pendahuluan ini menjadi landasan pemikiran dari sebuah karya tulis ilmiah. Ada beberapa trik untuk menulis pendahuluan yang saya dapatkan baik dari pengalaman pribadi ataupun dari orang lain. Ini dia triknya.

Latar Belakang
Latar belakang merupakan bagian penting yang ada di BAB Pendahuluan. Trik yang bisa digunakan adalah kita membuat urutan poin penting yang ingin kita sampaikan di latar belakang dan menjadi kalimat utama ditiap alinea pada latar belakang. Berikut saya berikan contoh urutan poin di latar belakang. 
  • Alinea 1 : Membahas fakta-fakta dari penelitian yang akan kita angkat dalam penelitian
  • Alinea 2 : Membahas gap/kesenjangan antara fakta dan harapan ideal 
  • Alinea 3 : Mempertajam permasalahan akibat adanya kesenjangan atau gap tersebut
  • Alinea 4 : Menampilkan solusi pemecahan masalah atau urgensi masalah tersebut untuk diselesaikan
  • Alinea 5 : Penjelasan solusi dari pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan cara ilmiah
  • Alinea 6 : Memberi batasan secara tegas tentang hal apa yang akan diselesaikan dalam penelitian ini.
  • Alinea 7 : Harapan ketika penelitan ini telah diselesaikan
Dari poin-point tersebut kita harus bisa membuat satu kalimat utama ditiap alinea. Kalau lebih bagus lagi kalimat-kalimat yang kita susus tersebut memenuhi kaidah Bahasa Indonesia yang baik yaitu minimal ada Subjek dan Predikat. Setelah kita menyusun kalimat utama dari masing-masing alinea, maka kita bisa mengembangkan kalimat utama tersebut menjadi suatu paragraf yang utuh dengan menambahkan kalimat pendukung. Kita bisa mengembangkan kalimat utama tadi menjadi paragraf deduktif atau induktif. Memang membuat kalimat yang sesuai kaidah Bahasa Indonesia tidaklah gampang, tapi saya yakin perlahan-lahan pasti bisa.

Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Rumusan masalah merupakan suatu kalimat tanya yang mempertegas arah penelitian yang akan dilakukan. Rumusan masalah ini seyogyanya sudah tersurat dalam latar belakang sehingga ada kesesuaian antara latar belakang dengan rumusan masalahnya. Yang perlu diingat, satu rumusan masalah hanya ada satu kata tanya dan satu kalimat tunggal. Jadi kalau penulisan rumusan masalah kita ada kata hubung "dan" maka seharusnya rumusan masalah kita dipecah menjadi dua. Satu lagi, rumusan masalah ini juga harus singkron dengan judul penelitian. sehingga secara sistematis antara Judul Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis dan Kesimpulan itu merupakan satu garis lurus yang tersambung.
Banyak yang mengira tujuan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah, tapi sebenarnya dia bukan merupakan jawaban dari rumusan masalah. Tujuan penelitian merupakan operasionalisasi dari rumusan masalah. Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah bentuk kata kerja dari rumusan masalah. Jadi, jika rumusan masalah kita hanya satu, maka otomatis tujuan penelitian kita juga satu. Namun ada beberapa pengecualian ketika kita ingin menjabarkan tujuan penelitian kita menjadi Tujuan Umum dan Tujuan Khusus. Singkatnya, tujuan umum merupakan tujuan utama dari penelitian kita sebagai jawaban dari rumusan masalah sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang kita munculkan untuk mendukung terjawabnya tujuan umum.

Manfaat penelitian
Bagian terakhir dalam BAB pendahuluan adalah menuliskan manfaat penelitian. Ada beberapa pedoman penulisan yang menyebutkan manfaat penelitian ini harus dituliskan manfaatnya kepada siapa, misalkan manfaat kepada peneliti, institusi atau kepada masyarakat. Namun, ada juga yang menuliskan manfaat ini secara umum. Menuliskan manfaat penelitian ini sejatinya merupakan perwujudan sumbangsih yang bisa dirasakan setelah penelitian ini dilakukan.

4. Tinjauan Pustaka
Untuk menulis tinjauan pustaka alangkah lebih baik kalau kita sudah punya literatur yang lengkap dalam arti semua literatur yang kita butuhkan sudah kita cari dan kita arsip dengan baik. Penulisan bab 2 ini sebenarnya sangat sederhana, kita hanya butuh membaca dan menuliskan ulang. Kesulitan terbesar yang mungkin akan dialami adalah sulitnya menghindari plagiarisme. Jadi, sebelum menyusun bab 2 ini kita harus baca juga hal-hal yang bisa diindikasikan plagiarisme, sehingga kita sebisa mungkin menghindarinya.

5. Hipotesis 
Hipotesis dalam suatu penelitian bisa diartikan sebagai kesimpulan sementara yang menjawab rumusan masalah. Jadi hipotesis harus sejalan dengan rumusan masalah. Atau kalau gak mau ribet, hapus kata tanya dari rumusan masalah maka itu bisa dijadikan sebagai hipotesis kita. Tapi perlu diingat tidak semua penelitian harus memiliki hipotesis. Apa saja penelitian yang memiliki hipotesis? lain waktu ya.. hehehe

6. Metode penelitian
Dalam sebuah proposal penelitian, metode penelitian inilah yang akan menjadi penilaian apakah proposal tersebut bisa dilaksanakan atau tidak. Kalau metode yang kita pilih salah, maka penelitian tersebut bisa jadi sia-sia dan tidak bisa menjadi solusi dari permasalahan yang sudah dipaparkan di latar belakang. Sebelum menulis metode penelitian perlu dipastikan ketersediaan alat dan bahan sudah selesai. Trik menulis metode penelitian yang mudah adalah kita harus punya literatur yang menggunakan metode yang mirip dengan metode yang akan kita gunakan. Hal ini sangat penting apalagi kalau kita akan menggunakan metode atau instrumen baru yang belum pernah kita gunakan sebelumnya. Prinsipnya, metode penelitian itu pasti tidak akan jauh beda dari metode-metode penelitian yang sudah ada, baik rancangan penelitian, besar sampel, metode pengamatan, analisa statistik dsb. hanya saja kita harus benar-benar paham apa metode penelitian yang akan dipilih.


Itu tadi sedikit tips dan trik cara menyusun naskah proposal. Mungkin masih banyak yang belum dibahas secara detail, tapi saya yakin sedetail apapun penjelasannya akan sama saja kalau tidak di mulai dulu. Jadi, yang mau menulis proposal /naskah KTI ayo segera bergerak. Semoga tulisan ini bermanfaat. Sampai ketemu di artikel berikutnya.

Salam,
mahannyff

Post a Comment

0 Comments